Jakarta – Bruno Manser, seorang aktivis lingkungan yang berasal dari Swiss, memiliki keberanian untuk hidup bersama dengan suku Dayak di pedalaman Kalimantan pada 1980-an. Kehidupannya di Kalimantan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menyadari pentingnya pelestarian hutan Indonesia.
Kehidupan Awal Bruno Manser
Bruno Manser lahir pada tahun 1954 di Basel, Swiss. Ia tumbuh di keluarga yang kurang mampu dan tidak pernah menyelesaikan pendidikan formal. Pada usia 22 tahun, ia mulai bekerja sebagai petani dan kemudian pindah ke Australia untuk bekerja sebagai penyelam. Namun, setelah bekerja selama beberapa tahun, ia merasa tidak puas dan merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk dunia.
Kehidupannya di Kalimantan
Pada tahun 1984, Bruno Manser memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya di Swiss dan pergi ke Indonesia untuk mempelajari kehidupan suku Dayak. Ia belajar tentang cara hidup dan budaya mereka, serta pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar.
Saat hidup bersama suku Dayak, Bruno Manser memantau dan mendokumentasikan kerusakan alam yang terjadi di hutan Kalimantan. Ia juga membantu suku Dayak melawan perusahaan-perusahaan yang ingin menebang hutan mereka.
Aktivitas di Indonesia
Selama tinggal di Indonesia, Bruno Manser juga mengorganisir kampanye untuk menyadarkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya pelestarian hutan. Ia memperkenalkan konsep ‘hutan hujan’ kepada masyarakat dan menjelaskan dampak negatif yang terjadi jika hutan hujan terus menebal. Ia juga mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan untuk melindungi hutan hujan dan menghentikan penebangan liar.
Menghilangnya Bruno Manser
Pada tahun 2000, Bruno Manser menghilang setelah kembali ke Kalimantan untuk membantu suku Dayak melawan perusahaan-perusahaan yang ingin menebang hutan mereka. Setelah dua tahun pencarian, tidak ada tanda-tanda keberadaannya dan ia dinyatakan hilang.
Legacy Bruno Manser
Setelah menghilang, Bruno Manser menjadi ikon pelestarian hutan dan lingkungan di Indonesia. Namanya sering disebut-sebut dalam kampanye lingkungan dan gerakan sosial lainnya. Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk melanjutkan perjuangannya dalam mempertahankan alam Indonesia.
Perjuangan Pelestarian Hutan Indonesia
Kisah Bruno Manser adalah contoh nyata tentang betapa pentingnya pelestarian hutan Indonesia. Hutan hujan Indonesia adalah salah satu dari sedikit yang tersisa di dunia, dan penting untuk menjaga agar tetap lestari. Perusahaan-perusahaan yang ingin menebang hutan harus dihentikan, dan pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan untuk melindungi hutan hujan dan lingkungan sekitarnya.
Kesimpulan
Bruno Manser adalah salah satu dari sedikit orang yang memiliki keberanian untuk hidup bersama suku Dayak dan memperjuangkan pelestarian hutan Indonesia. Meskipun ia menghilang pada tahun 2000, namanya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk melanjutkan perjuangan dalam mempertahankan alam dan lingkungan Indonesia.