Sejak zaman kuno, keberadaan perempuan sebagai selir atau concubine bagi seorang pria yang berkuasa memang menjadi hal yang umum. Hal ini terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Namun, hingga kini, kontroversi tentang keberadaan concubine masih terus bergulir.
Apa itu Concubine?
Concubine adalah sebutan untuk perempuan yang hidup bersama seorang pria sebagai pasangan yang tidak sah secara hukum. Biasanya, perempuan yang menjadi concubine adalah mereka yang dipilih oleh pria berkuasa, seperti raja atau bangsawan. Mereka tidak memiliki status yang sama dengan istri resmi, namun tetap mendapatkan perlindungan dan fasilitas dari pria yang memilihnya.
Sejarah Concubine di Indonesia
Di Indonesia, keberadaan concubine sudah ada sejak zaman kerajaan. Pada masa itu, raja-raja memiliki banyak istri dan concubine sebagai bentuk kekuasaan dan status sosial. Meskipun pada masa penjajahan Belanda, keberadaan concubine dilarang, namun setelah kemerdekaan, praktik ini kembali muncul.
Pada era Orde Baru, keberadaan concubine semakin marak dan menjadi hal yang biasa di kalangan pejabat dan politisi. Bahkan, beberapa artis dan selebriti juga diketahui memiliki concubine. Namun, saat ini, keberadaan concubine sudah semakin ditekan dan dianggap sebagai tindakan tidak etis.
Penolakan atas Keberadaan Concubine
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat yang menolak keberadaan concubine. Mereka menganggap praktik ini tidak etis dan merugikan perempuan. Banyak perempuan yang menjadi concubine mengalami kekerasan dan diskriminasi, bahkan beberapa di antaranya menjadi korban perdagangan manusia.
Di Indonesia, banyak organisasi perempuan dan LSM yang berjuang untuk memberantas keberadaan concubine. Mereka mendesak pemerintah untuk membuat undang-undang yang melindungi perempuan dari praktik ini dan memberikan sanksi bagi pelaku.
Kontroversi Film Concubine Sub Indo
Bicara tentang concubine, tidak bisa lepas dari kontroversi film Concubine Sub Indo. Film ini bercerita tentang seorang perempuan miskin yang menjadi concubine seorang pria kaya untuk menghidupi keluarganya. Namun, keberadaannya sebagai concubine membuatnya harus merelakan martabat dan kehormatannya.
Film ini menuai banyak kritik dari masyarakat, terutama dari kalangan aktivis perempuan. Mereka menganggap film ini merendahkan martabat perempuan dan mengajarkan nilai yang salah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa film ini hanya menggambarkan realitas yang ada dan memang pernah terjadi di masyarakat.
Kesimpulan
Keberadaan concubine memang menjadi kontroversial dan masih menuai banyak kritik dari masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa setiap perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan dan penghargaan atas martabatnya. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memberantas praktik yang merugikan perempuan dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku di masyarakat.